Selasa, 29 November 2016

WISATA KULINER PONOROGO NASI PECEL & SERABI KUAH KHAS PONOROGO

WISATA KULINER PONOROGO

NASI PECEL & SERABI KUAH KHAS PONOROGO


Ada bermacam-macam varian pecel, dan semua rasa tergantung dimana daerah pecel itu dibuat, meski bahan sambal sama namun masing masing mempunyai ciri tersendiri, begitu pula Ponorogo sendiri mempunyai kekhasan, 

Pecel Ponorogo sambalnya diencerkan memakai air dingin sehinggak rasa kacang masih terasa manis
dan berwarna coklat kemerahan, sementara di Madiun atau kota lainnya memakai air panas sehingga kacangnya terasa seperti kacang rebus dan warnanya pucat. Pecel Ponorogo lebih terasa daun jeruknya sementara pecel luar Ponorogo rasa daun jeruk tidak nampak. Selain itu sambal pecel Ponorogo tidak digiling dengan mesin namun ditumbuk dalam mencapur bumbunya, untuk yang fanatik masih menggunakan lumpang dan alu dari bahan pohon jeruk, katanya rasanya akan lebih mantap,

Dan satu lagi makanan khas yang tidak boleh dilewatkan para pecinta kuliner khas ponorogo , setelah makan makanan utama pasti enak sekali kalau ditutup dengan makanan penutup makanan penutup khas ponorogo yaitu kue serabi kuah. Serabi Ponorogo dibuat dari bahan adonan tepung beras yang dicampur santan, encer mirip membuat jenag sumsum hanya di kasih bumbu garam secukupnya untuk membuat gurihnya.


Lalu dituang di kereweng yang dipanasi bara api dari arang. Cara penjajianya ditaruh di mangkok dikasih kuah santan dan gula, bagi yang tidak suka manis cuma memakai santan, dan bila tidak suka santan dan manis menggunnakan parutan kelapa muda. Dan paling enak dinikmati ketika panas sambil duduk nongkrong di dekat penjualnya sambi menghangatkan badan di dekat perapian.

Rasanya unik mirip jenang sunsum, namun ada aroma tanah, krispi, gurih. Biasanya disukai oleh anak-anak dan dipakai untuk sarapan pagi, bagi orang-orang tua yang sepulang dari masjid bisa buat sarapan sebelum pulang ke rumah.
Untuk seporsi dihargai 2 ribu terdiri 2 tangkap (2 keping doble, 4 keping), jadi per keping dihargai 500 rupiah, tapi menjualnya 1 tangkap (2 keping).


Sumber : http://ponorogo.go.id/category/wisata-kuliner/
Kontributor : Agung Nurseno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar